This one makes sense…


Your Career Personality: Empathetic, Loyal, and People-Oriented


Your Ideal Careers:
Chef
Corporate trainer
Designer
Events Coordinator
Librarian
Politician
Psychologist
Small Business Owner
Social Worker
Teacher

The Quick and Dirty Career Test

OK, ok, after this… some real writing!

Advertisement

Umm… yeah… whatever :-)


Men See You As Choosy


Men notice you light years before you notice them
You take a selective approach to dating, and you can afford to be picky
You aren’t looking for a quick flirt – but a memorable encounter
It may take men a while to ask you out, but it’s worth the wait

How Do Men See You?

A romantic realist?


You Are A Romantic Realist


You tend to be grounded when it comes to romance.
Sure, you can fall hard… but only for someone you’ve gotten to know.
And once you’re in love, you can be a total romantic goofball…
But you’d never admit it to your friends!

Are You Romantic or Realistic?

Is there even such a thing? πŸ™‚

Lagi-Lagi Tentang Bahasa Inggris

Yaa, tentang Bahasa Inggris lagi… semoga belum bosan, setelah ini saya nulis tentang hal lain…

Life at the the Department has been very hectic. Mungkin mahasiswa memperhatikan ada beberapa dosen lenyap dari pandangan. Kalau bu Sita sih, memang sudah sering menghilang, karena (menurut rumors yang beredar) bu Sita, kan, banyak proyek πŸ˜‰

Jujur saja, kampus kita jarang terima tamu, apalagi profesor-profesor LN. Akan tetapi, selama dua hari kemarin, kita kedatangan dua rombongan tamu dari LN! Rombongan pertama datang dari Negeri Belanda , sedangkan rombongan kedua datang dari Swedia. Terpaksalah gen Bahasa Inggris saya harus turn on, karena untuk bincang-bincang, saya tidak bisa Bahasa Belanda, apalagi Bahasa Swedia. Terpaksa juga banyak pekerjaan rutin diabaikan, dan untuk itu, saya mohon maaf, terutama kepada mahasiswa.

Kedua rombongan datang untuk hal yang berbeda, tapi ada tema berulang yang disampaikan, yaitu tentang kesempatan melanjutkan sekolah di Belanda dan Swedia bagi lulusan Departemen Biologi. Dan yang ditekankan adalah, mereka mencari the young scientists πŸ™‚ That means you, para alumni (dan juga, calon alumni) Biologi tersayang!

Persyaratan berbeda-beda, tapi ada benang merah persyaratan yaitu lagi-lagi, TOEFL Score of minimum 550. Malah ada program di Belanda yang minta TOEFL 600, karena programnya adalah Top Master Program yang sangat kompetitif (jatah 10 orang saja dari seluruh dunia). Dan satu hal lagi… calon harus menulis suatu statement of purpose/letter of motivation (dalam Bahasa Inggris, tentunya). Ini yang lebih berat, karena menuntut kemampuan tulis yang cukup meyakinkan.

But the point is, these programs are out there for your taking. What you want to do, is up to you. Jangan takut berbicara dan menulis, lama-lama pasti akan membaik. Manfaatkan makhluk yang bernama weblog /blog seperti ini untuk menulis.

Selamat menikmati libur!

Pentingnya bisa Bhs Inggris (tapi bukan les TOEFL)

Sudah satu bulan ini saya disibukkan (lebih tepatnya, disiksa ;-)) oleh penyusunan proposal pengiriman karyasiswa/calon S3 ke LN lewat program presidential scholars fund. Dalam program tersebut universitas yang diundang dapat mengirim sampai 30 calon Ph.D ke LN (Amerika, Jepang, dll) untuk mendalami bidang unggulan universitas. Untuk bidang unggulan UI, sila jenguk ke sini .

Keterlibatan saya dalam pembuatan proposal banyak ditunjang oleh kemampuan saya dalam berbahasa Inggris. Sambil menyusun, saya perhatikan requirement nya adalah skor TOEFL 525. Tidak terlalu tinggi, karena calon toh akan dilatih lagi sebelum berangkat. Tapi sebetulnya, skor TOEFL itu pun tidak akan banyak berguna kalau kemampuan bahasa Inggris tidak dilatih terus.

Saya jadi ingat kembali ke jaman kuliah S2 dulu. Hari pertama kuliah di Madison Wisconsin, langsung ikut Introduction to Biochemistry dan pikiran pertama saya adalah "Walah, ini kalau tidak biasa dengar orang Amerika ngomong, bisa frustrasi nih!" Dosen bicara dengan cepat selama 120 menit di ruang kelas segede B 101. Apalagi mahasiswa Indonesia cuma saya seorang (jaman itu, belajar biochemistry tidak populer di kalangan mahasiswa Indonesia :-)) Sekarang sih, alumni Biologi UI lumayan bertebaran di universitas-universitas USA, Eropa dan Jepang. Sebagai guru, ya bangga dong melihat ini, walau kontribusi sebagai dosen Bahasa Inggris sih, keciiil.

Nah,  karena melihat banyak friend request datang dari alumni-alumni (yang dulu pernah ikut kuliah Bhs Inggris ;-)), saya ingin garisbawahi lagi pentingya bisa Bahasa Inggris apabila ingin bersekolah (lagi). Kesempatan banyak, tidak perlu khawatir. Yang penting bukan mati-matian kursus TOEFL (yang makin lama makin mahal), akan tetapi exposure kepada Bahasa Inggris secara teratur. Kalau membaca Harry Potter atau Shopaholic series atau Da Vinci Code, cari versi Inggris, kalau nonton Spiderman jangan lihat teks subtitle. Mau belajar dari Ibu Sita lagi? Nggak kapok ya? πŸ˜‰ Baca-baca tulisan saya di Sita’s musings . Saya pun harus terus melatih kemampuan saya, karena kalau tidak, kemampuan saya akan merosot juga. Maaf, belum banyak posting, karena harus curi-curi waktu (dan bandwidth UI yang lebar) seperti sekarang ini.

Lha kalau tidak mau sekolah di USA/UK/Australia kan tidak perlu Bhs Inggris? Betul, dan untuk mereka-mereka, sila abaikan posting ini :-)).

What Does Your Birth Date Mean For Your Love Life?


Your Birthdate: December 14


People wouldn’t take you for a passionate person – and that’s where they’d be wrong.
You can develop deep emotions quickly, and you’re the type most likely to move in with someone after a few dates.
Number of True Loves You’ll Have: 6

Number of Times You’ll Have Your Heart Broken: 3

You are most compatible with people born on the 5th, 14th, and 23rd of the month.

What Does Your Birth Date Mean For Your Love Life?

Kenapa ada di Friendster?

Seperti kata iklan… TanyaKENapa?

Sebenarnya, alasan saya join sudah diungkap di sini. Tapi karena itu menggunakan bahasa kedua saya, mungkin ada yang lebih enak membaca dalam Bahasa Negeri Republik ini πŸ™‚ Dan, saya juga harus melatih komunikasi dalam Bahasa Negeri sendiri, dong.

Friendster bagi saya identik dengan tempat ngumpulnya anak muda. Lho, memangnya sita tidak muda lagi? Hmmm… tidak lah ya, especially compared to other members. Lihat saja, among my 14 friends (pitiful amount compared to…let’s see…si "Vey" tuh, murid saya dulu) hanya ada beberapa dalam "kelompok umur" saya πŸ™‚

Akan tetapi, kepopuleran Friendster di Indonesia (termasuk Universitas Indonesia ) membuat saya ingin tahu, seperti apa sih ‘jeroan’nya Friendster? Apalagi, di tempat saya bekerja, ada beberapa kawan yang duluan jadi member :::waves to ASA, DHE, MAT & UCN:::. You know who you are πŸ™‚

Satu hal lagi yang membuat akhirnya sign-up ke si Friendster adalah bahwa saya suka sekali dengan teori (lebih tepatnya, ide) six degrees of separation . Sila ikuti link tersebut.

Terima kasih buat yang mengundang saya (but no thanks to friendster yang bolak-balik remind about joining :-))

A Hollow Victory

Today I did something I’ve always wanted to do since becoming an academic coordinator at my department.

I told a student that he/she could no longer continue as a student at the Department because of unacceptable behaviour. I’ve been imagining this moment for a long time, and I thought I would feel satisfied after I did it.

That feeling didn’t come.

Instead, there was a sick feeling in my stomach. How would you feel after you killed someone’s dream of becoming a university graduate? How would you feel after you say, ‘you’re fired’? (How does Donald Trump do it?)

Was it justified?

The kid has never showed goodwill for attending school, just barely passing his/her courses, chronically late for class, added and dropped courses with several hundred excuses, practically forced his/her supervisors to supervise his project and then did not put in enough effort to work on the project. Oh yeah, definitely justified.

Then why don’t I feel good? Where’s that feeling of satisfaction that should be running through me right now?

I know I’ve done the right thing. I just know it. What he/she did was inexcusable. It’s not fair to all the other students who have worked their butts off for 1,2 semesters doing their final projects.

So why don’t I feel I did something good?

Note: Gender is ambiguous to protect parties involved.