Berbahasa (apapun) dengan baik dan benar 3: Indonesia atau Inggris atau…?

atau an entire different language entirely :-)?

Ugh, keluar lagi deh si penjahat bahasa yang suka campur-campur ini. Saya tergelitik setelah membaca sebuah posting di blog ini . Saya belum kenalan dengan si empunya blog, who is quite prolific and opinionated (and BTW, if you’re reading this, hello…), tapi “tembakan” beliau lumayan kena nih, hehehe.

Iya, saya termasuk golongan yang lumayan lama terekspos Bahasa Inggris di negeri koloni Inggris yaitu Amerika Serikat (nanti kalau dibilang negara asal Bahasa Inggris, nanti saya ditimpuk Ratu Elizabeth, hahaha. Asal jangan balik ke jaman King Henry, nanti saya dipancung kayak Anne Boleyn. Duh, kebanyakan nonton The Tudors nihh…)

Eh sampai mana tadi? Saya hobi ngomong campur-campur. Saya juga memang termasuk yang lantang bilang ke orang “Eh, kalau baca novel, pakai Bahasa aslinya, jangan baca terjemahan…” soalnya, penerjemah kita terkadang belum bisa menangkap ruh si pengarang (mohon maaf kepada profesi penerjemah). Malah, kalau lagi cape, seringkali merepet pakai Bahasa Inggris. Ngga tahu kenapa, setelan otaknya kali. Moga-moga, tidak dianggap sok pamer ya…

Oya. Sebulan terakhir ini, saya kebetulan lagi sering jalan ke daerah, entah karena tugas atau main, jadi sempat lihat dan dengar berapa hal :

1. Pramugari-pramugari muda di LionAir lumayan bagus lho Bahasa Inggrisnya sewaktu menyampaikan safety procedures. Salut! Now, if they could only repair those broken seats…

2. Channel Surfing di hotel: Ketemu sinetron dengan pemain Cinta Laura.Decided that she is indeed, using the accent as a gimmick. Berharap ada orang yang menyadarkan dia bahwa, nobody is going to take her seriously if she talks like that.

3. Tapi, tapi, keponakan saya bilang “I talk like her Tante Sita…” yes dear, but you’re cute and you’re mine! ::wink, wink:: Ngomong-ngomong, Si keponakan ini baru saja selesai Year-6 di negeri Prince William dan akan masuk Year-7. Sudah mulai belajar English Grammar secara serius. Dan sudah mulai lihat, bahwa di Indonesia, penggunaan Bahasa Inggris masih perlu diperbaiki. Saat kita nonton Ramayana Ballet di Jogja dan dia baca sinopsis dalam Bahasa Inggris, dahinya berkerut. Memang, yang nulis sinopsisnya perlu proofreader. Atau perlu kursus lagi sama keponakan saya, hehehe.

Jadi, di HUT RI ke 63 ini marilah kita berbahasa apapun dengan baik dan benar!

Advertisement

2 Replies to “Berbahasa (apapun) dengan baik dan benar 3: Indonesia atau Inggris atau…?”

  1. Mbak, aku juga selalu usaha cari novel asli. Hehe, sayangnya mahal sih, jadi gak bisa sering2 beli. Sementara mbak kita yang satu lagi itu juga mengeluh kalo bicara sudah sulit tidak mencampur bhs Inggris dan Indonesia. Pusing memang kalau dicari-cari. Barangkali yang terbaik adalah menggunakan bahasa (apapun) pada tempatnya. Gitu kali ya…..

  2. Eh .. eh .. yang dimaksud dengan berbahasa yang baik dan benar tuh seperti apa ya. Ini alasan yang dicari-cari supaya saya tidak usah memaksa berbahasa apa pun dengan baik dan benar, walaupun tetap diusahakan. Soalnyaaaaa, bahasa Indonesia saya pun belum benar tuh, masih campur-campur dengan bahasa daerah dan ‘slank’ 😉

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: