Cerita dua dompet

image

Apa keistimewaan dua dompet gantung an kunci mobil ini? Tidak ada sih. Kualitas biasa saja, harganya juga “cuma”  75 ribu perak untuk dua dompet.

Terus kenapa bikin posting?

Jadi ceritanya saat saya belanja ke supermarket dekat rumah tadi sore, ada bapak tua duduk nyender di tiang depan supermarket. Bapak ini bawa dagangan barang-barang seperti ikat pinggang, dompet, kaus kaki dan lain sebagainya. Entah kenapa saya terenyuh lihat bapak ini, padahal ya tiap sore sering ada pedagang di depan supermarket. Bukan PKL, tapi posisi Supermarket yang pas untuk istirahat sebelum jalan lagi.

Tidak, saya tidak ngobrol panjang lebar dengan si bapak. Transaksi singkat, tawar sedikit (supaya nggak ketahuan saya beli karena kasihan) dan voila!  Sekarang saya punya dua dompet gantungan kunci ekstra.

Eh jadi kenapa menuliskan hal ini? Akhir akhir ini banyak cerita beredar tentang penghasilan pengemis yang kalau benar, ya membuat mereka tidak masuk golongan fakir miskin lagi. Walau tidak jadi kaya raya, tapi kalau sehari bisa bawa antara 500-750 ribu rupiah ke rumah, pantas kah mereka disebut miskin? Apa sebenarnya yang mereka lakukan?

Lalu coba lihat para pedagang barang seperti bapak pedagang dompet dan ikat pinggang tadi. Berapa kira-kira keuntungan si bapak? Orang kan tidak setiap hari beli dompet, ikat pinggang.

Minggu lalu saya juga sengaja jajan kue putu dan mie ayam yang lewat depan rumah. Traktir pasukan supporting staff di rumah: suster, fisioterapis, asisten. Rasa sih yaaaa gitu deh tapi saya ingin bapak bapak pedagang ini terus semangat menjual, dan tidak “tergoda” jadi pengemis walau penghasilan mereka pasti tidak sampai 500-750 ribu per hari.

Jadi teman-teman… Biaya hidup cukup besar, terutama di Jabodetabek. Mudah-mudahan kita yang punya rezeki lebih bisa membantu mereka yang berjuang keras untuk bawa pulang beberapa puluh ribu rupiah per hari. Belilah produk mereka. Ajari untuk terus berdagang secara jujur, supaya berkah.

Oya, dan jangan memberi pada pengemis yang kelihatannya lusuh dan belum makan. Salurkan bantuan kepada yang benar benar membutuhkan.

Advertisement